Agregat dan Jenis-jenis Pasir

 Class sudah tahu apa saja jenis jenis pasir untuk bahan bangunan yang ada saat ini? Ternyata, terdapat beragam jenis pasir loh... setiap jenisnya pun memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda.

Pasir merupakan material butiran yang sering dipakai dalam konstruksi bangunan, mebel, maupun kerajinan. Pasir memiliki warna sesuai dengan jenis dan asal pembentukannya.

Seperti yang Class ketahui pasir sangat penting dan cukup berpengaruh sebagai bahan material bangunan yang dicampurkan dengan perekat semen. Bisa dikatakan pasir banyak digunakan dari struktur paling bawah hingga struktur paling atas suatu bangunan. Pasir sendiri terbentuk dari silikon dioksida, untuk di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya terbentuk dari batu kapur. Butiran pada pasir, umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. 

Ciri-ciri Pasir yang Bagus

Ada beberapa ciri-ciri pasir yang bagus menurut standar SNI. Apa saja itu?

  1. Pasir memiliki indeks kekerasan di bawah 2.2. Butirannya tajam dan keras.
  2. Pasir tidak mudah hancur. Ketika diuji dengan Natrium Sulfat bagian yang hancur maksimal 12% saja. Ketika diuji dengan Magnesium Sulfat yang hancur maksimal 10% saja.
  3. Pasir tidak mengandung lumpur lebih dari 5%. Class bisa mencucinya terlebih dulu jika kandungan lumpur dalam pasir lebih dari 5%.
  4. Pasir tidak terlalu banyak mengandung banyak bahan organik.
  5. Susuran pasir harus beraneka ragam.
  6. Pasir memiliki reaksi negatif terhadap golongan alkali agar saat digunakan untuk membuat beton menjadi awet.
  7. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk campuran beton kecuali memang yang sudah direkomendasikan oleh lembaga pemerintah.
  8. Untuk memplester, lebih baik menggunakan pasir pasang.

Ternyata urusan memilih pasir bukan hal yang mudah yah Class. Harus tahu jenisnya terlebih dahulu dan ciri-ciri pasir yang bagus agar bangunan tetap awet.

Agregat 

Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat kira-kira menempati sebanyak 70 % volume mortar atau beton, agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat motrtar/betonnya, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar/beton.

Agregat dibedakan menjadi dua berdasarkan pukuran butir-butirnya. Agregat yang mempunyai ukuran butir-butir besar dan memiliki nilai batas ukuran yaitu lebih besar dari 4,80 mm disebut dengan agregat kasar. Sedangkan agregat yang berbutir kecil dan memiliki ukuran lebih kecil dari 4,80 mm disebut dengan agregat halus. Secara umum, agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat atau mendekati kubus), bersih, keras, kuat dan gradasinya baik. Agregat harus pula mempunyai kestabilan kimiawi dan dalam hal-hal tertentu harus tahan aus dan tahan cuaca class...

Persyaratan Agregat

Menurut standar SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A), agregat untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

A. Agregat halus

1) Butir-butirnya tajam dan keras, dengan indeks kekerasan ≤ 2,2

2) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan). Jika di uji dengan larutan garam NAtrium Sulfat bagian yang hancur maksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18 %.

3) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 5 %.

4) Tidak mengandung zat organis terlalu banyak, yang dibuktikan dengan percobaan warna dengan larutan 3 % NaOH, yaitu warna cairan di atas endapan agregat halus tidak boleh lebih gelap daripada warna standar / pembanding.

5) Modulus halus butir antara 1,50 – 3,80 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi.

6) Agregat halus dari laut / pantai, boleh dipakai asalkan dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

B. Agregat Kasar

1) Butir-butirnya keras dan tidak berpori, indeks kekerasan ≤ 5 % (diuji dengan goresan batang tembaga). Bila diuji dengan bejana Rudeloff atau Los Angeles.

2) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan). Jika diuji dengan larutan garam Natrium Sulfat bagian yang hancur maksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18 %.

3) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 1 %.

4) Tidak boleh mengandung zat-zat yang raktif terhadap alkali

5) Butiran agregat yang pipih dan panjang tidak boleh lebih dari 20 %

6) Modulus halus butir antara 6 – 7,10 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi

7) Ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi dari : 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 tebal pelat beton, ¾ jarak bersih antar tulangan atau berkas tulangan

Agregat Alami dan Agregat Buatan

Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah (misalnya kerikil) atau dapat pula diperoleh dengan cara memecah batu alam, membakar tanah liat dan sebagainya.

Agregat alami dapat diklasifikasikan ke dalam sejarah terbentuknya peristiwa geologi, yaitu agregat beku, agregat sedimen dan agregat metamorf yang kemudian dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, pembagian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pasir Alam (Agregat alami), terbentuk dari pecahan batu karena beberapa sebab. Pasir dapat diperoleh dari dalam tanah, pada dasar sungai atau dari tepi laut. Oleh karena itu pasir dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu :

1) Pasir Galian

Pasir golongan ini diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan cara menggali terlebih dahulu. Pasir ini biasanya tajam bersudut, berpori dan bebas kandungan garam.

2) Pasir Sungai

Pasir ini diperoleh langsung dari dasar sungai, yang pada umumnya berbutir halus dan bulat-bulat akibat proses gesekan. Pada sungai tertentu yang dekat dengan hutan kadang-kadang banyak mengandung banyak humus.

3) Pasir Pantai

Pasir pantai berasal dari pasir sungai yang mengendap di muara sungai (di pantai) atau hasil gerusan air di dasar lautyang terbawa arus air laut dan mengendap di pantai. Pasir pantai biasanya berbutir halus, jika berasal dari dasar laut maka pasirnya banyak mengandung banyak garam. Oleh karena itu maka sebaiknya pasir pantai diperiksa terlebih dahulu sebelum dipakai. Jika mengandung garam maka sebaiknya dicuci dulu dengan air tawar sebelum dipakai.

b. Batu Pecah (agregat buatan), merupakan butir-butir hasil pemecahan batu. Permukaan butir-butirnya biasanya lebih kasar dan bersudut tajam.

c. Pecahan Bata / Genteng, agregat ini merupakan hasil pemecahan bata/genteng, bahan ini harus bebas dari kotoran dan tidak mengandung kotoran yang mengurangi mutu beton.

d. Tanah Liat Bakar, tanah liat dengan kadar air tertentu dibuat berbutir sekitar 5 sampai 20 mm,kemudian dibakar. Hasil pembakaran berbentuk bola yang keras dan ringan serta berpori. Serapan airnya berkisar antara 8 sampaia 20 %.

e. Herculite / Haydite, agregat ini adalh hasil pembuatan dari tanah shale yang dimasukkan ke dalam tungku putar pada suhu 1200o C selama 10 – 15 menit. Gas yang ada pada shale mengembang membentuk jutaan sel kecil (pori udara) dalam massa yang keras. Sel-sel kecil tersebut dikelilingi oleh selaput tipis kedap air yang kuat. Agregat ini mempunyai berat jenis 1,15 dan daya serap air sekoitar 16 %.

f. Abu Terbang (sintered fly-ash aggregate). Agregat ini ialah hasil pembakran abu terbang (pada pembakaran batu bara) sampai meleleh dan mengeras lagi yang membentuk butir-butir seperi kerikil.

g. Terak Dingin ialah hasil sampingan dari pembakaran bijih besi pada tanur tinggi, yang didinginkan pelan-pelan di udara terbuka. 

Jenis Jenis Pasir untuk Bahan Bangunan

1. Pasir Merah 

Karakteristik: Sesuai namanya, pasir ini berwarna merah atau terkadang cokelat dan oranye. Pasir ini memiliki karakter yang kasar dengan butiran yang besar. Ketika digumpalkan, pasir tidak akan berubah bentuk dan tidak ambyar.

Fungsi: Pasir ini cocok untuk menambah daya rekat bangunan, sehingga kerap digunakan untuk pengecoran bersama dengan pasir beton.

2. Pasir Beton

Karakteristik: Pasir beton memiliki warna abu-abu gelap hingga kehitaman. Pasir ini memiliki tingkat kehalusan yang tinggi, saat dipegang akan terasa begitu halus. Ciri khas lainnya, saat digenggam pasir tidak membentuk gumpalan dan akan kembali buyar.

Fungsi: Pasir beton adalah jenis pasir bangunan karena sangat cocok digunakan untuk menguatkan dan merekatkan material bangunan lain. Pasir ini dapat merekatkan batu bata, batu, memplester dinding rumah, pengecoran dinding dan fondasi bangunan. Teksturnya yang halus membuat hasil plesteran akan terlihat lebih halus dan rapi

3. Pasir Elod

Karakteristik : Pasir elod memiliki warna hitam kelam, ada juga yang berwarna abu-abu gelap. Warna gelap tersebut disebabkan kandungan tanah dalam pasir ini. Butiran pasirnya sendiri sangat kecil dan halus.

Fungsi: Pasir elod tidak bisa digunakan untuk material bangunan karena terdapat kandungan tanah di dalamnya. Meski demikian, ada juga yang mencampurkan pasir elod dengan pasir beton sebagai plesteran dinding. Pasir ini cocok dijadikan sebagai bahan utama untuk membuat batako.

4. Pasir Pasang

Karakteristik: Pasir pasang memiliki bentuk yang lebih halus. Butiran agregatnya sangat kecil dan memiliki elemen yang lebih padat. Ketika menggenggam pasir ini dan mengepalkannya, tidak akan ambyar dan tetap akan menggumpal.

Fungsi: Pasir ini cocok dipadukan dengan pasir beton. Kedua jenis pasir ini dapat dicampurkan untuk fondasi yang lebih kuat serta hasil akhir plesteran dinding yang lebih halus berkat butirannya yang kecil.

5. Pasir Sungai

Karakteristik: Seperti namanya, pasir yang satu ini berasal dari sungai. Pasir ini diambil langsung dari sungai dan biasanya merupakan hasil dari batuan sungai yang keras serta tajam. Pasir sungai memiliki ukuran butiran yang tidak terlalu besar maupun kecil. Ukuran butiran agregatnya antara 0,063 milimeter hingga 6 milimeter.

Fungsi: Pasir ini biasanya digunakan untuk campuran pengecoran dan juga fondasi rumah. Pasir sungai juga dikenal kuat, menggunakannya dipercaya menjadikan fondasi lebih tahan lama

6. Pasir Urug

Karakteristik: Pasir urug memiliki butiran yang tidak sehalus pasir lainnya begitu pula dengan kualitasnya. Biasanya pasir yang digunakan untuk keperluan urug adalah limbah pasir hasil penyaringan dari pasir sedot dan pasir cuci, atau pasir sisa-sisa ayakan.

Fungsi: Sesuai dengan namanya, pasir urug ini digunakan hanya untuk meng-urug tanah. Pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban.

7. Pasir Mundu

Karakterisktik: Pasir mundu memiliki warna yang kecokelatan. Pasir ini banyak dijumpai di pasaran karena harganya yang relatif murah dengan kualitas pasir yang cukup baik.

Fungsi: Pasir mundu ini cocok digunakan sebagai bahan untuk plester dan pasang bata maupun batako. Meskipun teksturnya lebih kasar jika dibandingkan dengan pasir jenis lain, pasir mundu ini banyak dicari sebagai bahan bangunan.

8. Pasir Putih Rangkas

Karakteristik: Pasir Putih Rangkas berasal dari galian tambang yang terletak di Rangkas Bitung, Banten. Pasir Rangkas memiliki tekstur lembut dengan butiran kecil berwarna putih keabu-abuan. Pasir ini memiliki harga yang relatif murah dengan kualitas yang baik untuk industri konstruksi.

Fungsi: Pasir ini berfungsi untuk cor fondasi, plester, pemasangan keramik, bahan pembuatan batako, hebel, paving block, beton precast, genteng, dan lain-lain.

9. Pasir Putih Bangka

Karakteristik: Pasir Putih Bangka berasal dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan kualitasnya, pasir Bangka dibedakan menjadi dua jenis. Pertama pasir Bangka standar dengan kualitas normal sesuai standarisasi hasil tambang. Kedua, pasir Bangka super dengan kualitas tinggi yang memiliki ciri khas putih bersih seperti garam.Warna pasir Bangka ini beragam tergantung galian di area tambang, ada yang putih, coklat, kuning kecokelatan, dan coklat keputihan.

Fungsi: Pasir Bangka bisa digunakan untuk material bangunan seperti beton, cor, plester, campuran dalam industri gelas dan kaca. Selain itu, dapat juga digunakan untuk campuran dalam industri kerajinan seperti hiasan untuk aquarium, meja hiasan, dan lain-lain.

10. Pasir Putih Lampung

Karakteristik: Berbeda dengan pasir Bangka, pasir Lampung memiliki tekstur yang lebih lembut dan halus. Pasir ini berwarna krem buram atau krem kekuningan dan kemerahan tergantung kondisi galian di area tambang.

Fungsi: Pasir putih Lampung adalah jenis pasir untuk pasang keramik, karena cocok digunakan sebagai adukan pemasangan marmer, keramik, granit, bata merah, dan lain-lain.Pasir Lampung termasuk pasir siap pakai tanpa harus buang tenaga atau waktu untuk menyaring ulang.

11. Pasir Plester

Karakteristik: Pasir plester termasuk jenis pasir yang sudah terbebas dari kerikil, bebatuan, dan material lainnya.Meskipun jenis pasir yang “bersih”,  pasir plester juga harus diayak atau disaring terlebih dahulu agar kualitas pasir tetap terjaga ketika dicampurkan dengan semen.

Fungsi: Tekstur pasirnya yang halus sangat cocok digunakan untuk plester dinding agar rapi.

Komentar

Postingan Populer