Eps 6 : Konsep Diri (Self Concept)
Assalamualaikum wr. wb. rekan-rekan sekalian, apa kabar kalian hari ini? Saya doakan semoga sehat selalu. Berikut saya akan menjelaskan pengertian Self Concept(Konsep Diri) yang mungkin bagi sebagian orang tidak mengetahui arti sebenarnya itu apa.
Setiap individu pastinya menginginkan kesuksesan, baik sukses dalam hal karier, belajar, pertemanan, berkeluarga, dan sebagainya. Akan tetapi, tahukah kalian apa langkah awal kesuksesan itu?
Langkah awal dari kesuksesan itu adalah harus memahami diri dan kualitas diri. Memahami diri dan kualitas diri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan mutu kehidupan.
Agar kita dapat memahami diri dan juga kualitas diri, perlu adanya pembentukan konsep diri atau yang dikenal dengan istilah self concept.
Apa itu self concept? Sejauh mana kita harus memahami konsep diri kita (self concept)?
Artikel ini akan membahas seputar self concept dan pentingnya self concept untuk diri kita.
Sejarah Konsep Diri
Sejak ribuan tahun silam, gagasan tentang konsep diri sudah menjadi bagian dari sejarah kebudayaan dan filsafat manusia. Sejak 3000 tahun lalu, istilah Ahamkara dalam filsafat kitab suci Veda dan dalam praktek spiritual dunia Timur semacam Yoga, sudah mengacu kepada pengertian ini.
Di dunia Barat, dikenal nama-nama seperti Carl Rogers dan Abraham Maslow, para psikolog yang berpengaruh besar dalam mempopulerkan gagasan tentang konsep diri ini. Menurut Rogers, pada dasarnya manusia selalu berjuang untuk menjadi “diri ideal”-nya. Ia juga mengemukakan hipotesa bahwa seseorang yang sehat secara psikologis memiliki kecenderungan untuk bergerak menjauhi peran yang diciptakan oleh harapan orang lain, dan sebagai gantinya lebih cenderung menengok ke dalam dirinya sendiri, mencari pengesahan dari dalam dirinya alih-alih dari luar.
Sedangkan mereka yang tidak “sehat” dan menderita gangguan syaraf, biasanya memiliki konsep diri yang tidak bersesuaian dengan pengalaman mereka. Ada ketakutan dalam diri mereka untuk menerima pengalaman-pengalaman mereka itu sebagaimana adanya, karena itu mereka berusaha untuk mengubahnya, entah untuk melindungi diri sendiri, atau untuk memperoleh pengakuan dari orang lain.”
John Turner mengembangkan teori kategorisasi-diri (self-cathegorization theory) yang menyatakan bahwa konsep diri sekurang-kurangnya terdiri dari dua “tingkat”, yakni identitas pribadi dan identitas sosial. Dengan kata lain, evaluasi diri tergantung kepada bagaimana seseorang menilai dirinya sendiri, dan bagaimana orang lain menilai dia.
Konsep diri dapat saling berganti dengan cepat antara identitas pribadi dan identitas sosial. Misalnya, konsep diri pada anak-anak dan remaja terbentuk dari identitas sosial yang mereka dapatkan dengan menilai posisi mereka di antara teman-teman sebaya mereka. Sejak umur 5 tahun, pembentukan konsep diri seorang anak sangat dipengaruhi penerimaan di antara teman-teman sebaya mereka, dan pada gilirannya mempengaruhi perilaku dan keberhasilan akademis mereka.
Apa itu Konsep Diri / Self Concept?
Self concept atau konsep diri adalah cara dan sikap seorang individu dalam memandang dirinya sendiri. Pandangan atau perspektif diri meliputi aspek fisik maupun psikis, seperti mengenal karakteristik individu itu sendiri, tingkah laku atau perbuatannya, kemampuan dirinya, dan sebagainya. Tak hanya mencakup kekuatan diri individu itu saja, melainkan kelemahan dan kegagalan yang ada pada dirinya.
Sebagai contoh, apabila individu menganggap bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya, akan terbentuk self concept yang baik atau positif pada dirinya. Namun, sebaliknya, apabila individu itu menganggap bahwa dirinya tidak mampu atau dalam artian pesimis sebelum mencoba, akan terbentuk self concept yang negatif pada dirinya.
Oleh sebab itu, sebagai individu sangat penting untuk mengenali dirinya sebaik mungkin untuk mengembangkan dirinya menggapai cita-cita dan tujuan hidup di masa depan.
Self concept atau konsep diri adalah cara dan sikap seorang individu dalam memandang dirinya sendiri. Pandangan atau perspektif diri meliputi aspek fisik maupun psikis, seperti mengenal karakteristik individu itu sendiri, tingkah laku atau perbuatannya, kemampuan dirinya, dan sebagainya. Tak hanya mencakup kekuatan diri individu itu saja, melainkan kelemahan dan kegagalan yang ada pada dirinya.
Sebagai contoh, apabila individu menganggap bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya, akan terbentuk self concept yang baik atau positif pada dirinya. Namun, sebaliknya, apabila individu itu menganggap bahwa dirinya tidak mampu atau dalam artian pesimis sebelum mencoba, akan terbentuk self concept yang negatif pada dirinya.
Oleh sebab itu, sebagai individu sangat penting untuk mengenali dirinya sebaik mungkin untuk mengembangkan dirinya menggapai cita-cita dan tujuan hidup di masa depan.
Pengertian Konsep Diri /Self Concept dari Para Ahli
Untuk memahami pengertian self concept secara mendalam, berikut akan diberikan pengertian dari beberapa ahli di bawah ini.
Rochmad Natawidjaya
Rochman Natawidjaya mengemukakan pengertian dari self concept atau konsep diri adalah tanggapan individu terhadap dirinya sendiri, kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiatnya, harga diri, dan hubungan individu tersebut dengan orang lain.
Willian D. Brooks
William D. Brooks mengatakan bahwa self concept atau konsep diri adalah perspektif terkait totalitas psikis, fisik, dan sosial terhadap diri sendiri yang terbentuk dari berbagai pengalaman serta interaksi atau komunikasi individu dengan individu lain.
Carl Rogers
Menurut Carl Rogers, ia mengungkapkan bahwa self concept atau konsep diri itu berapa pada strata kesadaran individu. Jadi, self concept adalah suatu konfigurasi atau penggabungan dari berbagai tanggapan yang saling terkait dengan diri sendiri, masuk hingga ke dalam kesadaran individu.
James F. Calhoun
James F. Calhoun mengartikan self concept atau konsep diri sebagai gambaran batin seorang individu yang meliputi pengetahuan akan dirinya sendiri, pengharapan diri, dan penilaian akan dirinya sendiri.
Clara R. Pudjijogyanti (1995)
Menurut Pudjijogyanti, dirinya menganggap bahwa self concept adalah salah satu faktor penentu tingkah laku individu, seperti apakah akan baik atau buruk. Perilaku negatif seorang individu merupakan hasil dari adanya gangguan dalam upaya pencapaian harga diri (self esteem).
Aspek Aspek Konsep Diri
Menurut Agoes Dariyo (2007), konsep diri bersifat multi aspek yaitu meliputi :
Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis dalam diri berkaitan dengan unsur–unsur, seperti warna kulit, bentuk, berat atau tinggi badan, raut muka, memiliki kondisi badan yang sehat, normal/ cacat dan lain sebagainya. Karakteristik mempengaruhi bagaimana seseorang menilai diri sendiri, demikian pula tak dipungkiri orang lain pun menilai seseorang diawali dengan penilaian terhadap hal – hal yang bersifat fisiologis. Walaupun belum tentu benar masyarakat sering kali melakukan penilaian awal terhadap penilaian fisik untuk dijadikan sebagian besar respon perilaku seseorang terhadap orang
Aspek Psikologis
Aspek- aspek psikologis meliputi tiga hal yaitu :
Kognitif ( kecerdasan, minat, dan bakat, kreativitas, kemampuan konsentrasi)
Kecerdasan adalah kemampuan untuk berfikir secara abstrak (Terman). Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya( Colvin). Ada pula yang mendefinisikan intelegensi sebagai” intelek plus penetahuan (Henmon). Teknik utuk memproses informasi yang disediakan oleh indra (Hunt)5 Beberapa ciri tingkah laku yang intelegen ialah berikut ini ;
Purposeful behavior, artinya tingkah laku yang intelegen selalu terarah pada tujuan atau mempunyai tujuan yang jelas.
Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkoordinasi, semua tenaga dan alat alat yang diperlukan dalam suatu pemecahan masalah berada dalam suatu koordinasi. Tidak acak acakan.
Physical well toned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga dan tangkas atau lincah.
Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis dan kaku, tetapi selalu siap untuk mengadakan penyesuaian / perubahan terhadap situasi yang baru.
Succes oriented behavior, artinya tingkah laku yang didasari perasaan aman, tenang, gairah, dan penuh kepercayaan akan sukses/optimis.
Cleary motivated behavior, artinya tingkah laku yang dapat memenuhi kebutuhannya dan manfaat bagi orang lain atau masyarakat.
Rapid behavior, yaitu tingkah laku yang dapat memenuhi kebutuhannya dan bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat
Rapid behavior, yaitu tingkah laku yang efisien, efektif, dan cepat atau menggunakan waktu yang singkat.
Broad behavior, yaitu tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan luas yang meliputi sikap dasar serta jiwa yang terbuka
Aspek Psiko- sosiologis
Pemahaman individu yang masih memiliki hubungan dengan lingkungan sosialnya. Seseorang yang menjalin hubungan dengan lingkungannya dituntut untuk dapat memiliki kemampuan berinteraksi sosial, komnikasi, menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan mereka. Tuntutan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi agar individu mentaati aturan- aturan sosial. Individu pun jugan berkepentingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya melalui lingkungan sosial. Dengan demikian terjadi hubungan mutualisme antara individu dengan lingkungan sosialnya.
Konsep diri sosial, yaitu persepsi.Pikiran, perasaan, dan evaluasi seseorang terhadap kecenderungan sosial yang ada pada dirinya sendiri, berkaitan dengan kapasitasnya dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya, perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosialnya. Konsep diri dapat dianggap positif apabila ia merasa sebagai pribadi yang hangat, penuh keramahan, memiliki minat terhadap orang lain, memiliki sikap empati, supel, merasa diperhatikan, memiliki sikap tenggang rasa, peduli akan nasib orang lain, dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial di lingkungannya. Dapat dianggap sebagai konsep diri yang negatif apabila ia merasa tidak berminat dengan keberadaan orang lain, acuh tak acuh, tidak memiliki empati pada orang lain, tidak (kurang) ramah, kurang peduli terhadap perasaan dan nasib orang lain, dan jarang atau bahkan tidak pernah melibatkan diri dalam aktivitas-aktivitas sosial.
Aspek Psiko- Spiritual
Kemampuan dan pengalaman individu yang berhubungan dengan nilai nilai dan ajaran agama. Aspek spiritual disebut juga dengan aspek theologis yang bersifat transcendental. Aspek spiritual meliputi tiga unsur yaitu ketaatan beribadah, kesetiaan berdo’a, dan berpuasa serta kesetiaan menjalankan ajaran agamaDiri yang berhubungan dengan aspek spiritual ini bersifat vertikal yang artinya keberadaan individu masih berhubungan erat dengan Tuhan.
Aspek Psiko-etika dan Moral
Suatu kemampuan memahami dan melakukan perbuatan berdasar nilai- nilai etika dan moralitas. Oleh karena itu, proses penghayatan dan pengamatan individu terhadap nilai- nilai moral tersebut menjadi sangat penting, karena akan dapat menopang keberhasilan seseorang dalam melakukan kegiatan penyesuaian diri dengan orang lain.
Konsep diri moral etik, berkaitan dengan
persepsi, pikiran, perasaan,
serta penilaian seseorang
terhadap moralitas dirinya
persepsi merupakan tahap paling awal dari serangkaian pemroses informasi, persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan di dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterprestasi stimulus( rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung. Secara singkat dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses menginterprestasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia.
Komponen Konsep Diri / Self Concept
Secara umum, self concept terdiri atas beberapa komponen. Berikut penjelasannya.
1. Citra Diri (Self Image)
Citra diri atau gambaran diri ini biasa dikenal sebagai self image adalah perilaku individu secara fisik pada dirinya sendiri, baik disadari maupun tak disadari. Komponen self image mencakup persepsi atau tanggapan, baik di masa lalu maupun sekarang, terkait ukuran dan bentuk tubuh serta kemampuan pada dirinya (fisik).
2. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi seorang individu mengenai bagaimana individu tersebut semestinya berperilaku berdasar pada standar pribadinya dan terkait dengan cita-citanya. Pembentukan ideal diri ini mulai ada sejak individu itu berada pada masa anak-anak dan dipengaruhi pula oleh individu lain yang berada di sekitar dirinya.
Ideal diri disebut juga sebagai pengharapan atas dirinya sendiri. Hal ini seperti harapan atas kemungkinan menjadi apa dirinya kelak sesuai dengan idealisme dirinya.
3. Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri atau biasa disebut sebagai self esteem ini adalah persepsi seorang individu akan hasil yang dicapainya dengan menelaah seberapa banyak kesesuaian perilakunya dengan ideal dirinya. Self esteem ini memang terbentuk sejak kecil sebab adanya perhatian dan penerimaan dari individu dan lingkungan sekitarnya.
Self esteem atau harga diri ini dihasilkan dari persepsi dan penilaian seorang individu terhadap dirinya terkait yang diharapkan dengan fakta yang ada pada dirinya. Apabila semakin luas ketidaksesuaian antara pengharapan dan fakta atau kenyataan di dirinya, akan semakin rendah rasa harga dirinya. Sebaliknya, Apabila individu tersebut semakin mendekati ideal dirinya atau pengharapan atas dirinya dan menyukai atas apa yang dikerjakan, akan semakin tinggi pula rasa harga dirinya.
4. Peran Diri
Peran diri adalah segenap bentuk sikap atau tingkah laku, nilai, dan tujuan yang diharapkan oleh suatu kelompok sosial terkait dengan fungsi dan peran individu di dalam masyarakat atau kelompok sosial tersebut.
5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kepekaan individu terhadap dirinya yang dihasilkan dari pengamatan dan penilaian dirinya dengan menyadari bahwa dirinya itu memiliki perbedaan dengan individu lain. Komponen self concept ini mulai terbentuk dan berkembang pada diri individu sejak masa kanak-kanaknya.
Selain itu, terdapat pula pandangan terkait komponen self concept dari beberapa literatur, di antaranya.
- Komponen Kognitif, biasa disebut sebagai komponen citra diri atau self image adalah komponen yang memiliki keterkaitan langsung dengan pikiran dan cara menggunakannya. Self image atau citra diri ini meliputi beberapa aspek, seperti aspek percaya diri, daya tarik secara fisik, aspek rasa percaya diri, tujuan hidup, kedudukan dan peran sosial, serta aspek kesukaan dari penilaian individu lain terhadap dirinya.
- Komponen Afektif, lebih sering disebut sebagai harga diri atau self esteem. Komponen self concept ini adalah komponen kedua yang memiliki keterkaitan erat dengan perasaan. Self esteem atau harga diri memiliki beberapa aspek, meliputi aspek perasaan, penerimaan diri, penyesuaian dirinya, penghargaan, dan pujian.
Ada banyak cara untuk mengejar mimpi dan menjadikannya nyata. Harus dilalui dengan proses yang tidak mudah untuk mewujudkannya. Oleh sebab itu, janganlah bermimpi hanya karena emosi, terlebih sekadar ingin membuktikan diri.
Karakteristik Konsep Diri / Self Concept
Secara umum, seorang individu dalam melakukan penilaian atas dirinya sendiri, terdapat dua kemungkinan. Ada yang menilai dirinya positif dan ada pula yang menilai dirinya negatif. Dengan kata lain, individu tersebut mempunyai self concept positif, akan tetapi tak menutup kemungkinan bahwa ada pula individu yang mempunyai self concept negatif.
Di bawah ini akan dijabarkan karakteristik self concept.
Self Concept Positif
Self concept positif sebagai pandangan seorang individu memiliki konsep positif pada dirinya yang memudahkannya dalam beradaptasi dengan beberapa atau banyak keadaan. Individu tersebut memandang di samping hal-hal buruk atau negatif pasti ada hikmah yang bisa diambil dan bukanlah akhir dari segalanya.
Biasanya, Individu yang memiliki self concept seperti ini akan lebih optimis, percaya diri, dan selalu berpikir bahwa setiap masalah ada solusinya.
Selain itu, individu yang memiliki self concept positif ini, dapat menerima dirinya apa adanya, menerima segala risiko dan kelemahannya. Ia juga cenderung memiliki wawasan yang luas terhadap dirinya sendiri, memiliki keinginan dan perencanaan realis yang kemungkinan besar dapat dicapai olehnya. Ia memiliki sikap yang dapat memposisikan harga dirinya secara tepat.
Adapun karakteristik individu yang memiliki self concept yang positif, antara lain:
- Mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu untuk mengatasi berbagai masalah. Dengan kata lain, dirinya percaya bahwa di setiap masalah pasti ada solusinya
- Ia memiliki perasaan setara terhadap individu lain
- Memiliki keinginan untuk introspeksi diri dan kemampuan dalam memperbaiki dirinya sendiri
- Memiliki kesadaran bahwa individu lain juga mempunyai keinginan, perasaan, dan sikap yang belum tentu diterima oleh semua anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu
- Dapat menerima pujian dari individu lain tanpa rasa malu. Dengan kata lain, ia tak akan hanyut ketika mendapatkan sanjungan dari individu lain
- Tidak merasa terancam dan cemas apabila dirinya dikritik oleh individu lain
- Akan secara lapang menerima informasi negatif terhadap dirinya
Untuk membentuk self concept positif memerlukan usaha lebih, dimana bukan hanya sekedar teori saja namun bagaimana kita bisa mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Self Concept Negatif
Self concept negatif biasanya terjadi pada individu yang tidak banyak tahu informasi akan dirinya sendiri dan tak melihat dirinya secara utuh. Contohnya, ia hanya melihat kelemahan pada dirinya atau bahkan kelebihan-kelebihan yang ada pada dirinya.
Hal tersebut yang menjadikan dirinya memiliki keinginan, harapan dan perencanaan yang tidak realistis sehingga peluang untuk berhasilnya pun tipis. Ia memiliki sikap yang memposisikan dirinya secara kurang atau bisa dikatakan tidak tepat.
Individu yang mempunyai self concept negatif, cenderung lebih pesimis dan merasa sulit untuk melihat kesempatan dalam kesulitan tersebut. Terlebih, dirinya merasa kalah sebelum mencoba. Pun apabila tidak berhasil dan dikatakan gagal, individu dengan self concept seperti ini akan menyalahkan keadaan yang ada, individu lain, bahkan dirinya sendiri.
Adapun beberapa karakteristik dari individu yang memiliki self concept yang negatif, di antaranya.
- Merasa pesimis setiap kali menghadapi suatu kompetisi dengan individu lain
- Memiliki sifat yang sensitif atau peka apabila mendapat kritikan dari individu lain
- Memiliki sikap yang responsif apabila mendapat pujian dari individu lain
- Cenderung memiliki sikap yang suka mengkritik, bahkan hingga ke persoalan kecil sekalipun
- Memiliki perasaan bahwa dirinya tidak disenangi oleh individu lain
- Tidak mampu untuk menghargai dan mengakui kelebihan dari individu lain
Self concept yang sehat dan positif akan menimbulkan manfaat untuk diri sendiri. Berikut adalah manfaat yang didapatkan dengan memiliki self concept yang sehat dan positif, di antaranya:
1. Memaksimalkan Potensi Diri
Apabila individu memiliki self concept yang positif, individu itu akan percaya bahwa ia dapat melakukan berbagai hal, mampu menyelesaikan masalah yang ada dengan mencari peluang dan solusi, membuka potensi yang dimiliki kepada hal-hal yang belum pernah dipikirkan sebelumnya.
2. Membantu Dirinya Sendiri dalam Mencapai Tujuan Hidupnya
Individu yang memiliki self concept positif, cenderung memiliki sikap yang optimis dan realistis terhadap tujuan yang diinginkannya. Dengan begitu, peluang dirinya untuk berhasil akan semakin besar sehingga tujuan yang diinginkannya pun akan tercapai.
3. Menghindari Self Sabotaging Behavior
Individu yang memiliki self concept positif mampu menghindari self-sabotaging behavior. Self-sabotaging behavior sebagai bentuk pemikiran, sikap, ataupun tindakan yang menahan dirinya untuk meraih apa yang ia mau, misalnya, goals dalam hidupnya.
Memiliki self concept yang positif akan membentuk diri menjadi pribadi yang lebih positif, optimis, dan yakin bahwa dirinya mampu mendapatkan apa yang diinginkan atau dituju. Akan tetapi, sebaliknya, apabila self concept pada diri individu itu negatif atau dapat dikatakan tak sehat, hal itu tak akan membawa dirinya dalam mencapai keinginan dan tujuannya.
4. Mampu Memengaruhi Fisik dalam Menghadapi Masalah
Memengaruhi perspektif bagaimana individu itu menggunakan fisiknya dalam menghadapi suatu masalah atau tantangan dalam kehidupannya sehari-hari. Contoh simpelnya, seorang individu ingin mengikuti suatu perlombaan lari, apabila ia memiliki self concept bahwa dirinya terlalu gemuk untuk dapat mengikuti perlombaan lari tersebut dan akan menjadi orang terakhir yang sampai di garis finish, mungkin saja itu akan terjadi.
Akan berbeda bila individu tersebut memiliki self concept positif bahwa dirinya kuat dan akan memenangkan lomba lari tersebut, bisa saja hasilnya akan sesuai dengan pemikirannya tersebut. Hal ini menandakan bahwa individu yang memiliki self concept positif akan mampu memengaruhi fisiknya dalam menghadapi masalah yang ada.
5. Mampu Mengukur Seberapa Jauh Dirinya dalam Menyelesaikan Masalah
Individu yang memiliki self concept positif akan mampu menentukan seberapa jauh ia dapat keluar dari ‘zona nyaman’ nya dalam menyelesaikan masalah. Dengan kata lain, dirinya mampu menentukan seberapa jauh kemampuan dirinya untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Komentar
Posting Komentar