Eps 18 : Ya Allah Ya Malik, Beliau Sang Maha Raja
Pembahasan kali ini kita akan mengupas kelebihan Asmaul Husna yang selanjutnya Ya Malik. Tatkala saat seorang muslim berdoa dan meminta ampunan kepada Allah, dianjurkan untuk menyebutkan kalimat Asmaul Husna. Selain akan mendapatkan pahala dan ampunan, juga menjadi salah satu pertolongan untuk mendapatkan kesuksesan dunia dan akhirat. Hal ini juga telah disebutkan dalam Alquran, bahwa seseorang yang hafal Asmaul Husna akan dijamin masuk surga.
Bahkan Allah akan memberikan balasan yang baik bagi tiap manusia yang menyertakan nama-nama Allah dalam setiap doanya.
"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". (QS. Al A'raf: 180).
Berikut arti Asmaul Husna yang perlu kamu pahami:
1. Ar Rahman, artinya: Yang Maha Pengasih
2. Ar Rahiim, artinya: Yang Maha Penyayang
3. Al Malik, artinya: Yang Maha Merajai (bisa diartikan Raja dari semua Raja)
4. Al Quddus, artinya: Yang Maha Suci
5. As Salaam, artinya: Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6. Al Mu'min, artinya: Yang Maha Memberi Keamanan
7. Al Muhaimin, artinya: Yang Maha Mengatur
8. Al-Aziz artinya: Yang Maha Perkasa
9. Al Jabbar, artinya: Yang Memiliki (Mutlak) Kegagahan
10. Al Mutakabbir, artinya: Yang Maha Megah, yang memiliki kebesaran
11. Al Khaliq, artinya: Yang Maha Pencipta
12. Al Baari', artinya: Yang Maha Melepaskan (membuat, membentuk, menyeimbangkan)
13. Al Mushawwir, artinya: Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
14. Al Ghaffaar, artinya: Yang Maha Pengampun
15. Al Qahhaar, artinya: Yang Maha Menundukkan/Menaklukkan Segala Sesuatu
16. Al Wahhaab, artinya: Yang Maha Pemberi Karunia
17. Ar Razzaaq, artinya: Yang Maha Pemberi Rezeki
18. Al Fattaah, artinya: Yang Maha Pembuka Rahmat
19. Al 'Aliim, artinya: Yang Maha Mengetahui
20. Al Qaabidh, artinya: Yang Maha Menyempitkan
21. Al Baasith, artinya: Yang Maha Melapangkan
22. Al Khaafidh, artinya: Yang Maha Merendahkan
23. Ar Raafi', artinya: Yang Maha Meninggikan
24. Al Mu'izz, artinya: Yang Maha Memuliakan
25. Al Mudzil, artinya: Yang Maha Menghinakan
26. Al Samii', artinya: Yang Maha Mendengar
27. Al Bashiir, artinya: Yang Maha Melihat
28. Al Hakam, artinya: Yang Maha Menetapkan
29. Al 'Adl, artinya: Yang Maha Adil
30. Al Lathiif, artinya: Yang Maha Lembut
31. Al Khabiir, artinya: Yang Maha Mengenal
32. Al Haliim, artinya: Yang Maha Penyantun
33. Al 'Azhiim, artinya: Yang Maha Agung
34. Al Ghafuur, artinya: Yang Maha Memberi Pengampunan
35. As Syakuur, artinya: Yang Maha Pembalas Budi (menghargai)
36. Al 'Aliy, artinya: Yang Maha Tinggi
37. Al Kabiir, artinya: Yang Maha Besar
38. Al Hafizh, artinya: Yang Maha Memelihara
39. Al Muqiit, artinya: Yang Maha Pemberi Kecukupan
40. Al Hasiib, artinya: Yang Maha Membuat Perhitungan
41. Al Jaliil, artinya: Yang Maha Luhur
42. Al Kariim, artinya: Yang Maha Pemurah
43. Ar Raqiib, artinya: Yang Maha Mengawasi
44. Al Mujiib, artinya: Yang Maha Mengabulkan
45. Al Waasi', artinya: Yang Maha Luas
46. Al Hakim, artinya: Yang Maha Bijaksana
47. Al Waduud, artinya: Yang Maha Mengasihi
48. Al Majiid, artinya: Yang Maha Mulia
49. Al Baa'its, artinya: Yang Maha Membangkitkan
50. As Syahiid, artinya: Yang Maha Menyaksikan
51. Al Haqq, artinya: Yang Maha Benar
52. Al Wakiil, artinya: Yang Maha Memelihara
53. Al Qawiyyu, artinya: Yang Maha Kuat
54. Al Matiin, artinya: Yang Maha Kokoh
55. Al Waliyy, artinya: Yang Maha Melindungi
56. Al Hamiid, artinya: Yang Maha Terpuji
57. Al Muhshii, artinya: Yang Maha Mengalkulasi (menghitung segala sesuatu)
58. Al Mubdi', artinya: Yang Maha Memulai
59. Al Mu'iid, artinya: Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60. Al Muhyii, artinya: Yang Maha Menghidupkan
61. Al Mumiitu, artinya: Yang Maha Mematikan
62. Al Hayyu, artinya: Yang Maha Hidup
63. Al Qayyuum, artinya: Yang Maha Mandiri
64. Al Waajid, artinya: Yang Maha Penemu
65. Al Maajid, artinya: Yang Maha Mulia
66. Al Wahid, artinya: Yang Maha Tunggal
67. Al Ahad, artinya: Yang Maha Esa
68. As Samad, artinya: Yang Maha Dibutuhkan (tempat meminta)
69. Al Qaadir, artinya: Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70. Al Muqtadir, artinya: Yang Maha Berkuasa
71. Al Muqaddim, artinya: Yang Maha Mendahulukan
72. Al Mu'akkhir, artinya: Yang Maha Mengakhirkan
73. Al Awwal, artinya: Yang Maha Awal
74. Al Aakhir, artinya: Yang Maha Akhir
75. Az Zhaahir, artinya: Yang Maha Nyata
76. Al Baathin, artinya: Yang Maha Ghaib
77. Al Waali, artinya: Yang Maha Memerintah
78. Al Muta'aalii, artinya: Yang Maha Tinggi
79. Al Barru, artinya: Yang Maha Penderma (maha pemberi kebajikan)
80. At Tawwaab, artinya: Yang Maha Penerima Taubat
81. Al Muntaqim, artinya: Yang Maha Pemberi Balasan
82. Al Afuww, artinya: Yang Maha Pemaaf
83. Ar Ra'uuf, artinya: Yang Maha Pengasuh
84. Malikul Mulk, artinya: Yang Maha Penguasa Kerajaan (semesta)
85. Dzul Jalaali WalIkraam, artinya: Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al Muqsith, artinya: Yang Maha Pemberi Keadilan
87. Al Jamii', artinya: Yang Maha Mengumpulkan
88. Al Ghaniyy, artinya: Yang Maha Kaya
89. Al Mughnii, artinya: Yang Maha Pemberi Kekayaan
90. Al Maani, artinya: Yang Maha Mencegah
91. Ad Dhaar, artinya: Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92. An Nafii', artinya: Yang Maha Memberi Manfaat
93. An Nuur, artinya: Yang Maha Bercahaya (menerangi, memberi cahaya)
94. Al Haadii, artinya: Yang Maha Pemberi Petunjuk
95. Al Badii', artinya: Yang Maha Pencipta Tiada Bandingannya
96. Al Baaqii, artinya: Yang Maha Kekal
97. Al Waarits, artinya: Yang Maha Pewaris
98. Ar Rasyiid, artinya: Yang Maha Pandai
99. As Shabuur, artinya: Yang Maha Sabar
Al Malik Artinya Maha Merajai
Al Malik (الْمَلِكُ) artinya Maha Merajai. Makna asmaul husna ketiga ini, Allah berkuasa atas segala sesuatu baik dalam hal memerintah maupun melarang. Arti lain Al Malik adalah memiliki sesuatu. Segala sesuatu butuh kepada Allah sedangkan Allah tidak membutuhkan segala sesuatu.
Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah menjelaskan, Malik (ملك) –dengan mim pendek- artinya raja. Biasanya digunakan untuk penguasa yang mengurus manusia. Berbeda dengan Maalik (مالك) –dengan mim panjang- yang artinya pemilik. Biasanya digunakan untuk menggambarkan kekuasaan sang pemilik terhadap sesuatu yang tidak bernyawa.
Dalam buku berjudul Al-Aqaid Al-Islamiyah yang ditulis oleh Sayyid Sabiq, asmaul husna Al Malik artinya Maha Merajai, mengatur kerajaanNya sesuai dengan kehendak-Nya sendiri. Asmaul husna Al Malik adalah sifat pemimpin yang mempunyai kekuasaan atau otoritas tertinggi untuk mengendalikan segala sesuatu.
Diterangkan dalam buku berjudul Akidah Akhlak yang ditulis oleh Subkhiatin Noor, mengimani asmaul husna Al Malik artinya Maha Merajai adalah sebagai seorang hamba, manusia harus bersikap rendah hati, tidak sombong, tidak semena-mena, tidak angkuh dengan kekuasaan yang bersifat semu dan sementara.
Setiap segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia nantinya wajib dipertanggung-jawabkan di hadapan Al Malik yang Maha Merajai pada hari perhitungan dan pembalasan amal manusia. Maka dari itu, manusia alangkah baiknya bersikap mawas diri dan bertakwa kepada Allah SWT. Dengan meneladani sifat Al Malik menjadikan manusia sebagai hamba yang taat, takwa, dan selalu memperbaiki kehidupannya.
Dalil Asmaul Husna Al Malik
Dalil asmaul husna Al Malik dalam Al-Qur’an dan Hadist antara lain :
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dialah Allah, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia. Maha Raja Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera (as-Salâm), Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Mahaperkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki Segala Keagungan. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan” (al-Hasyr/59:23)
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia. (QS. Al Mukminun: 116)
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Jumu’ah: 1)
وَتَبَارَكَ ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَعِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: "Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisi-Nya-lah pengetahuan tentang hari kiamat dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (Az-Zukhruf : 85)
قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Q.S Ali Imran : 26)
Pengamalan dalam Kehidupan Sehari-hari
Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Merajai. Dialah pemilik dan penguasa seluruh alam semesta. Dialah penguasa segala makhluk, sebab Dialah yang menciptakan dan pemilik sejati mereka.
Syekh Izzuddin bin Abdussalam dalam Syajaratul Ma’arif menjelaskan, Malik adalah pemilik kekuasaan. Kekuasaan adalah tindakan umum yang terikat oleh keadilan dan kebaikan dalam memberi, menahan, menolong, membiarkan, memberi mudharat, memberi manfaat, merendahkan, meninggikan, mengangkat, memuliakan, dan menghinakan.
Sebagai Al Malik, Allah berkuasa melakukan apa pun yang Dia kehendaki. Termasuk memberikan kekuasaan kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabut kekuasaan dari siapa yang Dia kehendaki.
Begitu banyak contoh, bagaimana orang yang seakan tampak lemah, Allah anugerahkan kemenangan dan kekuasaan kepadanya. Misalnya Thalut dan Daud. Keduanya Allah jadikan pemenang dan penguasa meskipun awalnya banyak orang tidak menyangka bahkan sempat meremehkannya.
Demikian pula Allah mencabut kekuasaan dari orang-orang yang sombong dan pongah, meskipun tampaknya mereka sangat kuat. Fir’aun, Abrahah, hingga kaum Ad dan Tsamud. Menegaskan bahwa tidak ada makhluk yang berkuasa meskipun mendeklarasikan paling berkuasa.
Fadilah Membaca Ya Malik
Melafalkan kalimat Al Malik, ternyata bisa menjadi doa sehari-hari untuk membersihkan hati, hingga mendatangkan rezeki berlimpah.
Disebutkan, barang siapa yang membaca Yaa Malik ini dengan rutin tiap hari pada waktu matahari tergelincir sebanyak 100 kali, niscaya hatinya akan menjadi bersih dan lenyaplah segala kotorannya.
Lalu jika membacanya sesudah terbit fajar sebanyak 120 kali, maka Allah akan memberikan kekayaan dan karunia-NYa, baik dengan sebab-sebab maupun dengan pintu yang dibukakan Allah SWT atasnya.
Menurut hadist, Nabi Khaidir as mengajarkan doa berikut ini untuk dibacakan kepada orang sakit 100 kali:
Allahumma anta al-Malik al-Haqq al-ladzi la ilaha illa anta. Ya Allah, ya Salam, ya Syafi dan tiga kali: ya Syifa' al qulub.
("Ya Allah, Engkau adalah Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Engkau. Ya Allah, wahai Sumber Kedamaian, wahai Yang Maha Penyembuh; wahai Penyembuh hati!)
Jika asma Allah ini dibaca sebanyak-banyaknya setiap hari setelah Syawaal, maka orang yang membacanya akan diberikan kekayaan berlimpah.
Membaca Ya Malik sebanyak 121 kali setelah matahari tergelincir, insya Allah, Tuhan akan memberikan kekayaan yang diridhai-Nya.
Banyak menyebut nama ini juga membuat orang sombong, angkuh dan congkak akan tunduk dan patuh kepada kita.
Sedang barang siapa yang membacanya mulai dari terbit fajar setiap hari, niscaya Allah SWT akan melimpahkan kekayaan karena membukakan pintu rezeki baginya.
Komentar
Posting Komentar