S2-E3 Dia Sang Maha Pengasih / Ar-Rahman /

 Bahkan Allah akan memberikan balasan yang baik bagi tiap manusia yang menyertakan nama-nama Allah dalam setiap doanya.

"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". (QS. Al A'raf: 180).

Berikut arti Asmaul Husna yang perlu kamu pahami:

1. Ar Rahman, artinya: Yang Maha Pengasih

2. Ar Rahiim, artinya: Yang Maha Penyayang

3. Al Malik, artinya: Yang Maha Merajai (bisa diartikan Raja dari semua Raja)

4. Al Quddus, artinya: Yang Maha Suci

5. As Salaam, artinya: Yang Maha Memberi Kesejahteraan

6. Al Mu'min, artinya: Yang Maha Memberi Keamanan

7. Al Muhaimin, artinya: Yang Maha Mengatur

8. Al-Aziz artinya: Yang Maha Perkasa

9. Al Jabbar, artinya: Yang Memiliki (Mutlak) Kegagahan

10. Al Mutakabbir, artinya: Yang Maha Megah, yang memiliki kebesaran

11. Al Khaliq, artinya: Yang Maha Pencipta

12. Al Baari', artinya: Yang Maha Melepaskan (membuat, membentuk, menyeimbangkan)

13. Al Mushawwir, artinya: Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)

14. Al Ghaffaar, artinya: Yang Maha Pengampun

15. Al Qahhaar, artinya: Yang Maha Menundukkan/Menaklukkan Segala Sesuatu

16. Al Wahhaab, artinya: Yang Maha Pemberi Karunia

17. Ar Razzaaq, artinya: Yang Maha Pemberi Rezeki

18. Al Fattaah, artinya: Yang Maha Pembuka Rahmat

19. Al 'Aliim, artinya: Yang Maha Mengetahui

20. Al Qaabidh, artinya: Yang Maha Menyempitkan

21. Al Baasith, artinya: Yang Maha Melapangkan

22. Al Khaafidh, artinya: Yang Maha Merendahkan

23. Ar Raafi', artinya: Yang Maha Meninggikan

24. Al Mu'izz, artinya: Yang Maha Memuliakan

25. Al Mudzil, artinya: Yang Maha Menghinakan

26. Al Samii', artinya: Yang Maha Mendengar

27. Al Bashiir, artinya: Yang Maha Melihat

28. Al Hakam, artinya: Yang Maha Menetapkan

29. Al 'Adl, artinya: Yang Maha Adil

30. Al Lathiif, artinya: Yang Maha Lembut

31. Al Khabiir, artinya: Yang Maha Mengenal

32. Al Haliim, artinya: Yang Maha Penyantun

33. Al 'Azhiim, artinya: Yang Maha Agung

34. Al Ghafuur, artinya: Yang Maha Memberi Pengampunan

35. As Syakuur, artinya: Yang Maha Pembalas Budi (menghargai)

36. Al 'Aliy, artinya: Yang Maha Tinggi

37. Al Kabiir, artinya: Yang Maha Besar

38. Al Hafizh, artinya: Yang Maha Memelihara

39. Al Muqiit, artinya: Yang Maha Pemberi Kecukupan

40. Al Hasiib, artinya: Yang Maha Membuat Perhitungan

41. Al Jaliil, artinya: Yang Maha Luhur

42. Al Kariim, artinya: Yang Maha Pemurah

43. Ar Raqiib, artinya: Yang Maha Mengawasi

44. Al Mujiib, artinya: Yang Maha Mengabulkan

45. Al Waasi', artinya: Yang Maha Luas

46. Al Hakim, artinya: Yang Maha Bijaksana

47. Al Waduud, artinya: Yang Maha Mengasihi

48. Al Majiid, artinya: Yang Maha Mulia

49. Al Baa'its, artinya: Yang Maha Membangkitkan

50. As Syahiid, artinya: Yang Maha Menyaksikan

51. Al Haqq, artinya: Yang Maha Benar

52. Al Wakiil, artinya: Yang Maha Memelihara

53. Al Qawiyyu, artinya: Yang Maha Kuat

54. Al Matiin, artinya: Yang Maha Kokoh

55. Al Waliyy, artinya: Yang Maha Melindungi

56. Al Hamiid, artinya: Yang Maha Terpuji

57. Al Muhshii, artinya: Yang Maha Mengalkulasi (menghitung segala sesuatu)

58. Al Mubdi', artinya: Yang Maha Memulai

59. Al Mu'iid, artinya: Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

60. Al Muhyii, artinya: Yang Maha Menghidupkan

61. Al Mumiitu, artinya: Yang Maha Mematikan

62. Al Hayyu, artinya: Yang Maha Hidup

63. Al Qayyuum, artinya: Yang Maha Mandiri

64. Al Waajid, artinya: Yang Maha Penemu

65. Al Maajid, artinya: Yang Maha Mulia

66. Al Wahid, artinya: Yang Maha Tunggal

67. Al Ahad, artinya: Yang Maha Esa

68. As Samad, artinya: Yang Maha Dibutuhkan (tempat meminta)

69. Al Qaadir, artinya: Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan

70. Al Muqtadir, artinya: Yang Maha Berkuasa

71. Al Muqaddim, artinya: Yang Maha Mendahulukan

72. Al Mu'akkhir, artinya: Yang Maha Mengakhirkan

73. Al Awwal, artinya: Yang Maha Awal

74. Al Aakhir, artinya: Yang Maha Akhir

75. Az Zhaahir, artinya: Yang Maha Nyata

76. Al Baathin, artinya: Yang Maha Ghaib

77. Al Waali, artinya: Yang Maha Memerintah

78. Al Muta'aalii, artinya: Yang Maha Tinggi

79. Al Barru, artinya: Yang Maha Penderma (maha pemberi kebajikan)

80. At Tawwaab, artinya: Yang Maha Penerima Taubat

81. Al Muntaqim, artinya: Yang Maha Pemberi Balasan

82. Al Afuww, artinya: Yang Maha Pemaaf

83. Ar Ra'uuf, artinya: Yang Maha Pengasuh

84. Malikul Mulk, artinya: Yang Maha Penguasa Kerajaan (semesta)

85. Dzul Jalaali WalIkraam, artinya: Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

86. Al Muqsith, artinya: Yang Maha Pemberi Keadilan

87. Al Jamii', artinya: Yang Maha Mengumpulkan

88. Al Ghaniyy, artinya: Yang Maha Kaya

89. Al Mughnii, artinya: Yang Maha Pemberi Kekayaan

90. Al Maani, artinya: Yang Maha Mencegah

91. Ad Dhaar, artinya: Yang Maha Penimpa Kemudharatan

92. An Nafii', artinya: Yang Maha Memberi Manfaat

93. An Nuur, artinya: Yang Maha Bercahaya (menerangi, memberi cahaya)

94. Al Haadii, artinya: Yang Maha Pemberi Petunjuk

95. Al Badii', artinya: Yang Maha Pencipta Tiada Bandingannya

96. Al Baaqii, artinya: Yang Maha Kekal

97. Al Waarits, artinya: Yang Maha Pewaris

98. Ar Rasyiid, artinya: Yang Maha Pandai

99. As Shabuur, artinya: Yang Maha Sabar

Ar Rahman Apa Artinya?

Arti Ar Rahman perlu dipahami setiap muslim sebagai salah satu Asmaul Husna. Arti Ar Rahman adalah Yang Maha Pengasih. Arti Ar Rahman adalah Allah SWT memberikan kebaikan dan belas kasihan kepada semua makhluk-Nya. Melansir dari Al-Qur’an Indonesia, arti Ar Rahman berasal dari akar kata r-h-m dalam bahasa Arab klasik, yang memiliki makna: yang bersifat lembut, berlemah lembut, berbaik hati mencintai menyayangi, mengasihi menunjukkan keramahan dan kebaikan memiliki semua sifat yang dibutuhkan untuk menjadi yang Maha Pengasih.

Arti Ar Rahman kerap kali disandingkan dengan Ar Rahim. Namun, Ar Rahim artinya beda dengan Ar Rahman. Ar Rahim artinya Allah SWT Maha Penyayang atau Yang Maha Penyayang. Sementara itu, arti Ar-Rahman yaitu Yang Maha Pengasih. Arti Ar Rahman yaitu Yang Maha Pengasih, disebutkan sebanyak 57 kali dalam Al-Quran. Contohnya dalam surat Al-Fatihah, arti Ar Rahman disebut sebanyak dua kali, pada ayat pertama dan ketiga.

Dalam kitab tafsir Ibnu Kasir, melansir dari modul berjudul Meneladai Sifat Ar-Rahman dalam Kehidupan yang dipublikasikan Universitas Ahmad Dahlan menyebutkan arti Ar-Rahman adalah kepengasihan Allah atau rasa kasih dan sayang Allah yang diberikan kepada seluruh makhuk-Nya.

Akar Kata Ar-rahman

Ar Rahmaan apabila di bagi dalam tulisan Arab menajadi Alif Lam Ra Ha Mim Nun, Ke enam huruf Hijaiyyah ini apabila kita teliti dalam Al Qur'an adalah Ismun Jami', yaitu Alif Lam RaHa Mim dan Nun

Ar Rahmaan adalah sejenis ism 'alam, karena tidak ada yang menyandang sifat itu selain Allah ta'ala. Mengapakah kita bersikeras memahami bahwa Ar Rahmaan hanya 'pengasih di dunia saja'? Lalu bagaimana di akherat? Begitu banyak penjelasan dari Al Qur'an yang begitu jelas, mengapakah hati kita susah menerimanya? Bila dikatakan Iman kepada Kitab-Kibat Allah ta'ala tentu akan segera mengimani bahwa Ar Rahmaan adalah yang memiliki nikmat besar dari dunia hingga akhirat. Rahmat, Nikmat, karunia yang terkandung dalam asma Ar Rahmaan itu pasti mencakup, meliputi dari dunia hingga akhirat. (lihat hikmah, rahasia pemahaman asma Ar Rahmaan dalam Al Qur'an).

Ar Rahmaan ini tidak mempunyai akar kata dalam bahasa Arab, dan dianggap baru oleh kaum musyrikin. Dengan alasan:

  1. QS Al Furqaan: 60, " Dan apabila diperintahkan kepada mereka, 'Sujudlah kepada Ar Rahmaan', mereka akan bertanya, 'Siapakah Ar Rahmaan itu? Apakah kami bersujud kepada sesuatu yang engkau perintahkan kepada kami?'. Perintah ini menambah mereka menjauh dari keimanan". Hikmah dan keagunan Al Qur'an menggunakan kata atau asma Ar Rahmaan tentu bukannya tidak ada maksud yang ditujukan kepada kaum yang berakal dan kaun yang memahami serta mentadaburi hikmah rahasia yang tersembunyi.
  2. Ketika Terjadi perjanjian Hudaibiyah, orang musyrik tidak mengerti kata Rahmaan sementara Ar Rohiim telah diketahui artinya oleh mereka. (Semakin menambah bukti keistimewaan Asma Ar Rahmaan, bahwa asama Ar Rahmaan ini tidak diketahui oleh orang musyrik seperti halnya Ilmu akan Iman dan Islam belum atau tidak dipahami oleh orang-orang yang musryik, oleh karena itu sebaiknyalah kita menghisab diri segera kembali kepada Alloh Ar Rahmaan dengan sebenar-benarnya pemahaman).
  3. Asma Ar Rahmaan dianggap asma baru bagi kaum musyrikin, tentu saja membawa makna yang sangat khusus sehingga diharapkan bagi yang memahami serta mengamalkan asma ini tidak digolongkan kepada kaum musyrik.

Akan tetapi asma Ar Rahmaan ini bagi Maryaam, Nabi Ibrahim dan seluruh Nabi dan Rosul bukan merupakan hal yang baru, hal ini dapat dilihat dalam penjelasan Ar Rahmaan dalam Al Qur'an

‘ibad al rahman

Secara bahasa نََٰمْح َّالرُ ادَبِع terdiri dari 2 kata yakni عباد yang merupakan bentuk jamak dari (عابد )berarti hamba, kemudian di-idhofah-kan kepada salah satu nama dari asmaul husna yakni Al rahman yang berarti Maha Pemurah. Dalam Mu’jam Maqayisu fi al-Lughah (T,t: 728), disebutkan bahwa arti kata tersebut adalah "yang dimiliki" itu kata Dari). خَدَمُ مَوْلَّاهُ ) “tuannya pelayan”juga berarti tersebut kata Sedang). المَمْلُوكُ) bisa diartikan sebagai hamba dari tuannya, sedang menurut Poerwadarminta (2006) arti hamba adalah budak belian. Sehingga apabila disintesakan, maka hamba Allah SWT maksudnya adalah orang yang mengabdi kepada Allah SWT. Sebagai salah satu nama dari al asma al husna, menurut Poerwadarminta (2006), Al rahman adalah salah satu sifat dan nama Allah SWT yang berarti Allah SWT yang bersifat belas kasihan atau Pengasih. 

Al rahman adalah nama sekaligus sifat yang hanya disandarkan kepada Allah SWT semata. Dengan demikian, kata tersebut berarti hanya Allah SWT saja yang kasih sayang dan rahmat-Nya meliputi segala makhluk yang ada di langit dan di bumi, baik itu terhadap manusia, binatang, maupun maupun yang lainnya. Kepada manusia yang beriman, munafik, maupun yang kafir 

Quraisy Shihab (2002: 455) menyebutkan bahwa al rahman berarti Allah pencurah rahmat yang sempurna, tapi sifatnya sementara dan yang dicurahkannya kepada semua makhluk. Dapat berarti bahwa Allah swt mencurahkan rahmat yang sempurna dan menyeluruh, tetapi tidak langgeng terus-menerus. Rahmat menyeluruh tersebut menyentuh semua manusia baik mukmin maupun kafir, bahkan menyentuh seluruh makhluk di alam raya”. 

Sementara itu Imam al-Qurthubi menjelaskan bahwa ketika kata ini diperuntukkan kepada orang-orang mukmin maka ini berarti kemuliaan (tasyrîf), karena penghambaan adalah posisi yang sangat mulia. Bukankah manusia diciptakan hanya untuk menghambakan diri kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya dalam surat Al Dzariyat ayat 56 yang artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar menyembah kepada-Ku”. Kasus yang sama juga terjadi pada surat al-Isra' ayat 1 yang artinya: “Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya.” 

Pada tarkib ‘ibad al rahman, al asma al husna yang dipakai sebagai mudhaf ilaih adalah al rahman hal itu terjadi karena kata al rahman pada ayat 63 masih erat hubungannya dengan ayat 60 pada surat yang sama yang artinya berbunyi, "Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Sujudlah kepada al-Rahman (Yang Maha Pengasih)!" Mereka menjawab, "Siapakah al-Rahman itu?" Apakah kami harus sujud kepada (Allah) yang engkau perintahkan kepada kami (besujud kepada-Nya)?" Dan mereka semakin jauh (dari kebenaran). Itulah sebab mengapa kata yang dipakai adalah Ar Rahman bukan Ar Rahim, Al Karim, atau asmaul husna yang lainnya. 

Definisi ‘ibad al rahman menurut Hamka (1983:57) bermakna hamba-hamba Allah SWT yang Maha Pengasih adalah mereka orang-orang atau hamba-hamba yang beriman dan beramal shalih. Mereka adalah orang-orang yang insaf. Karakter mereka adalah hamba yang menyadari dan merasa bahwa diri mereka kecil di hadapan kebesaran Allah SWT, yang bersedia dengan segala kerelaan hati untuk menjadi hamba Allah SWT Tuhan Maha Pemurah. 

Sementara itu, Fachrudin (1985: 147) menyebutkan bahwa ‘ibad al rahman, maksudnya adalah orang-orang beriman yang memuja dan mengabdikan diri kepada Allah semata-mata beribadat kepadanya dengan segala keikhlasan dan kesungguhan hati. Mereka beribadah di malam hari, mendengarkan ajaran-ajaran Tuhan dengan sangat hati-hati. Tiada tertarik kepada perbuatan dosa dan pekerjaan yang tiada berguna. Senantiasa pula berdoa kepada Tuhan, supaya terhindar dari siksaan neraka dan memperoleh keluarga dan turunan yang menjadi cahaya mata. Mereka itu adalah manusia yang patut menjadi contoh teladan. Mereka yang dimuliakan dengan gelar ‘ibad al rahman akan terlihat menjadi manusia dengan pandangan yang selalu positif dalam kehidupanya. 

Energi yang mengalir adalah energi kebaikan, bukan hanya untuk dirinya bahkan terbawa dalam kehidupan sosialnya. Kehidupan seperti itu akan terjadi apabila manusia senantiasa menjaga dirinya dengan menanamkan dan memelihara pembiasaan nilai-nilai positif tersebut dalam kehidupannya. Apabila dianalisis, Karakter ‘‘ibad al rahman dalam QS al Furqan ayat 63 – 74 dapat dipetakan berdasar terlihat pada tabel sebagai berikut :

1. Ayat 63 - Merendahkan hatinya dan Membalas kejelekan dengan kebaikan; 

2. Ayat 64 - Menegakan shalat malam ;

3. Ayat 65 – 66 Mempunyai ketakutan yang besar akan api neraka ; 

4. Ayat 67 - Tidak berlebihan dalam membelanjakan harta ; 

5. Ayat 68 – 70 Mentauhidkan Allah dan menjaga ketauhidan tersebut dalam kehidupannya ; 

6. Ayat 71 - Menyadari setiap kesalahan dengan taubat dan amal shalih ; 

7. Ayat 72 - Tidak bersumpah palsu, Menjauhi perbuatan yang tidak berguna ; 

8. Ayat 73 - Menyambut setiap perintah Allah dengan ketaatan penuh ; dan 

9. Ayat 74 - Membangun keluarga dengan ketakwaan.

Berbagai karakter di atas, apabila dianalisis secara mendalam akan mendapatkan kesimpulan bahwa karakter ‘ibad al rahman adalah ; 

1) Adalah karakter yang senantiasa memelihara hal-hal yang bernilai positif, serta menjauhi sifat-sifat negatif; 

2) sifat-sifat positif tersebut bersumber dari aspek spiritualnya yang terejawantahkan dalam kehidupan ritualnya dan kehidupan sosialnya; dan

3) Kesadaran tersebut melahirkan gagasan-gagasan yang mampu membawa perbaikan dalam kehidupan diri dan lingkungan sekitarnya. 

Sehingga yang dimaksud ‘ibad al rahman adalah manusia yang mampu menyadari keberadaan dirinya serta tanggung jawabnya terhadap Tuhan melalui pemeliharaan dan pengejawantahan nilai kebaikan dalam kehidupannya. 

Ar-rahman Dalam Al-quran

Kata Ar Rahmaan di dalam Al Qur'an terdapat sebanyak 57 kali dan menjadi nama surat dalam Al Qur'an yang ke 55.

  1. Al Fatihah 1: 1
  2. Al Fatihah 1: 3
  3. Al Baqoroh 2: 163
  4. Al Isra 17: 110
  5. Ar Rahmaan: 1
  6. Ar Rad 13:30
  7. Maryam 19: 18
  8. Maryam 19: 26
  9. Maryam 19: 44
  10. Maryam 19: 45
  11. Maryam 19: 58
  12. Maryam 19: 61
  13. Maryam 19: 69
  14. Maryam 19: 75
  15. Maryam 19: 78
  16. Maryam 19: 85
  17. Maryam 19: 87
  18. Maryam 19: 88
  19. Maryam 19: 91
  20. Maryam 19: 92
  21. Maryam 19: 93
  22. Maryam 19: 96
  23. Thahaa 20: 5
  24. Thahaa 20: 90
  25. Thahaa 20: 108
  26. Thahaa 20: 109
  27. Al Anbiya 21: 26
  28. Al Anbiya 21: 36
  29. Al Anbiya 21: 42
  30. Al anbiya 21: 112
  31. Al Furqaan 25: 26
  32. Al Furqaan 25: 59
  33. Al Furqaan 25: 60
  34. Al Furqaan 25: 63
  35. Asy Syu’araa 26: 5
  36. An Naml 27: 30
  37. Yasiin 36: 11
  38. Yasiin 36: 15
  39. Yasiin 36: 23
  40. Yasiin 36: 52
  41. Fushshilat 42: 2
  42. Az Zukhruf 43: 17
  43. Az Zukhruf 43: 19
  44. Az Zukhruf 43: 20
  45. Az Zukhruf 43: 33
  46. Az Zukhruf 43: 36
  47. Az Zukhruf 43: 45
  48. Az Zukhruf 43: 81
  49. Qaaf 50: 33
  50. Ar Rahmaan 55: 1
  51. Al Hasyr 59: 22
  52. Al Mulk 67: 3
  53. Al Mulk 67: 19
  54. Al Mulk 67: 20
  55. Al Mulk 67: 29
  56. An Naba’ 78: 37
  57. An Naba’ 78: 38

Daftar Pustaka

Al Quran Al Karim 

Amru, Syihabuddin Abu. 1994. Al-Maqaayiisu fi al-Lughah: Li Abi al-Husain Ahmad bin Faaris bin Zakariyaa. Beirut (Libanon): Dar al-Fikr. 

Bawani, Imam & Isa Anshari. 1991. Cendekiawan Muslim dalam Perspektif Pendidikan Islam. Surabaya: Bina Ilmu Offset. 

Covey, Stephen. 2013. The 8th Habbits, from Effevtiveness to Greatness. Free Press. 

Daradjat, Zakiah, 1995. Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Ruhama. 

Fachruddin, HS. 1985. Membentuk Moral: Bimbingan Al-Qur’an. T, kt: PT. Bina Aksara. 

Hamka. 1983. Tafsir al Azhar. Jakarta: Pustaka Panjimas Hasyim, Ahmad Umar. 2004. Menjadi Muslim Kaffah. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 

Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI UMY. 

Poerwadarminta, WJS. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 

Rahman, Fazlur. 1983. Tema Pokok al Quran. Bandung: Pustaka 

Syahidin, dkk. 2014. Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta

Shihab, Muhammad Quraish. 1997. Tafsir al-Qur’an al-Karim: Tafsir Atas Suratsurat Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu. Bandung: Pustaka Hidayah. 

______. 2002. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.


Komentar

Postingan Populer