Kesehatan Jiwa -> Pengertian, Kriteria, Cara Meningkatkan, Sasaran, Ruang Lingkup dan Prinsip

 A. Pengertian Sehat Jiwa

Konsep kesehatan jiwa mencakup banyak aspek kehidupan seseorang. Kesehatan jiwa seseorang lebih dari sekadar tidak adanya penyakit mental; Ini juga mengacu pada keadaan makmur yang memungkinkan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka dalam berbagai bidang kehidupan (Pardede, 2022)

Ini termasuk memiliki tubuh yang kuat dan sehat; perkembangan intelektual yang mencakup kapasitas untuk belajar dan pertumbuhan kognitif; dan perkembangan emosional yang positif, yang mengacu pada kemampuan orang untuk mengendalikan emosi mereka dan mempertahankan keseimbangan emosional yang stabil.

Sedangkan menurut WHO, konsep kesehatan ialah sebuah keadaan yang mencakup kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Dalam konteks definisi ini, kesehatan jiwa atau jiwa menjadi unsur yang sangat penting, yang terpadu dalam konsep kesehatan secara keseluruhan. Dengan kata lain, kesehatan dalam arti sejati tidak dapat dicapai tanpa kesehatan jiwa yang baik (Pinilih et al., 2020).

Lebih jauh, UU RI no. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa menjelaskan bahwa Kesehatan jiwa ialah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut mampu menyadari kemampuan dirinya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi positif untuk komunitasnya (Kurniawati, 2023).

Ada tiga pemikiran utama yang harus dipahami untuk meningkatkan pemahaman tentang kesehatan. 

Pertama, kesehatan jiwa tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara keseluruhan; kesehatan jiwa ialah komponen penting dari konsep kesehatan yang lebih luas. 

Kedua, kesehatan jiwa bukanlah hanya ketiadaan penyakit mental, melainkan mencakup aspek positif seperti kesejahteraan mental. 

Dan ketiga, kesehatan jiwa memiliki keterkaitan yang erat dengan kesehatan fisik dan perilaku individu.

B. Kriteria Sehat Jiwa 

Ada berbagai pendapat tentang jiwa yang sehat yaitu karena tidak sakit, tidak jatuh sakit akibat stresor, sesuai dengn kapasitasnya dan selaras dengan lingkungan, dan mampu tumbuh berkembang secara positif (Notosoedirjo dan Latipun, 2005)

1. Sehat Jiwa karena tidak mengalami gangguan jiwa

2. Sehat Jiwa jika tidak sakit akibat adanya stressor

3. Sehat Jiwa jika sejalan dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungan

4. Sehat Jiwa karena tumbuh dan berkembang secara positif

Seseorang yang sehat mental menurut WHO mempunyai ciri sebagai berikut:

a. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan

b. Memperoleh kepuasan dari usahanya

c. Merasa lebih puas memberi daripada menerima

d. Saling tolog menolong dan saling memuaskan

e. Menerima kekecewaan untuk pelajaran yang akan datang

f. Mangarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif

g. Mempunyai kasih sayang

Kriteria Sehat Jiwa menurut M.Jahoda :

a.a. Sikap positif terhadap diri

b.b tumbuh, kembang, dan aktualisasi

c.c integrasi

d.d otonomi

e.e environment mastery

Keadaan sehat atau sakit jiwa dapat dinilai dari keefektifan fungsi perilaku yakni:

1. Bagaimana prestasi kerja yang ditampilkan, baik prosesnya ataupun hasil

2. Bagaimana hubungan interpersonal dilingkungan individu berada

3. Bagaimana individu menggunakan waktu senggangnya. Individu yang sehat jiwa dapat menggunakan waktunya untuk hal-hal yang produktif dan positif bagi dirinya dan lingkungannya

C. Cara Meningkatkan Kesehatan Jiwa 

1. Asertif : Jujur, mengatakan apa adanya tanpa menyinggung perasaan orang lain

2. Solitude : Intropeksi diri, merenung untuk berpikir dan mengkoreksi diri

3. Kesehatan Fisik Umum : Menjaga kesehatan fisik dengan olahraga, nutrisi yang sehat dan periksa kesehatan rutin

4. Mekanisme Koping : Melatih mekanisme koping yang positif (adaptif/konstruktif) dan berusaha menghilangkan mekanisme koping yang negative (maladaptive/desktruktif)

D. Sasaran dalam Kesehatan Jiwa

Masyarakat adalah sasaran utama dalam kesehatan jiwa. Dilihat dari aspek kesehatannya, sasaran kelompok masyarakat diklasifikasikan sebagai berikut

a. Masyarakat umum

b. Masyarakat dalam kelompok resiko

c. Masyarakat yang mengalami gangguan

d. Masyarakat yang mengalami kecacatan

E. Ruang Lingkup Kesehatan Jiwa 

Kesehatan Jiwa mempunyai ruang lingkup memelihara dan promosi kesehatan jiwa individu dan masyarakat, serta prevensi dan perawatan terhadap penyakit dan kerusakan jiwa. Secara garis besar ruang lingkup kesehatan jiwa sebagai berikut

a. Promosi kesehatan jiwa

b. Prevensi Primer : Usaha kesehatan jiwa untuk mencegah timbulnya gangguan jiwa. Usaha ini sebagai proteksi terhadap kesehatan jiwa agar gangguan dan sakit mental tidak terjadi

c. Prevensi Sekunder : Usaha kesehatan jiwa menemukan kasus dini (early case detection) dan penyembuhan secara tepat (prompt treatment) gangguan jiwa. Usaha ini dilakukan untuk mengurangi gangguan dan mencegah jangan sampai terjadi cacat pada seseorang sakit jiwa\

d. Prevensi Rehabilitasi : Usaha rehabilitasi yang dapat dilakukan terhadap orang yang mengalami gangguan jiwa. Usaha ini untuk mencegah disabilitas atau ketidakmampuan jangan sampai mengalami kecatatan yang menetap

F. Prinsip dalam Kesehatan Jiwa

Prinsip kesehatan jiwa dalam upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan jiwa, serta mencegah terjadinya gangguan jiwa meliputi:

A. Prinsip yang didasarkan atas sifat manusia

1. Kesehatan Fisik dan Integritas Organisme

2. Integrasi dan Pengendalian Diri atas pemikiran, imajinasi, hasrat, emosi dan perilaku

3. Perluasan Pengetahuan tentang Diri Sendiri

4. Penerimaan Diri dan Usaha yang realistis terhadap status atau harga dirinya sendiri

5. Stabilitas jiwa dan penyesuain yang baik terhadap hukum, kebijaksanaan, ketabahan, keteguhan hati, penolakan diri, kerendahan hati, dan moral

6. Penanaman dan perkembangan kebiasaan yang baik

7. Kemampuan adaptasi, kapasitas mengubah situasi dan kepribadian

8. Kesehatan jiwa memerlukan perjuangan yang terus menerus untuk kematangan dalam pemikiran, keputusan, emosionalitas dan perilaku

9. Belajar secara efektif dan sehat terhadap konflik mental dan kegagalan serta ketegangan yang dihadapi

B. Prinsip yang didasarkan atas hubungan manusia dengan lingkungannya

1. Hubungan Interpersonal yang sehat khususnya dalam keluarga

2. Kecukupan dan Kepuasan kerja

3. Sikap yang realistik yakni menerima realitas tanpa distorsi dan objektif

C. Prinsip yang didasarkan atas hubungan manusia dan tuhannya

1. Kesehatan Jiwa dan ketenangan hati memerlukan hubungan yang konstan antara manusia dan tuhannya

2. Stabilitas Jiwa memerlukan pengembangan kesadaran realita terbesar dari dirinya yang menjadi tempat bergantung pada setiap tindakan fundamental




Komentar

Postingan Populer