Stress : Penilaian Primer Stressor dan Penilaian Sekunder terhadap Sumber Koping
Suatu evaluasi tingkat kemaknaan stressor bagi seseorang dimana stressor mempunyai arti, intensitas dan kepentingannya. Pengalaman stress dapat berasal dari tiga sumber :
a. Lingkungan
Cuaca, Hubungan Interpersonal, Tuntutan penampilan, Peraturan, Sikap, Dll mengirim stimulus secara terus menerus selama manusia hidup yang mana memperlukan penyesuaian.
b. Kondisi Fisiologis Tubuh
Pertumbuhan cepat pada remaja, meonopause pada wanita, proses penuaan, penyakit, kecelakaan, nutrisi buruk, semuanya membuat tubuh mengalami stress.
c. Pikiran
Otak mengartikan dan menerjemahkan perubahan secara kompleks pada lingkungan dan tubuh, kemudian menetapkan respon. Cara mengartikan dan mempersepsikan pengalaman saat ini dan memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang dapat menimbulkan rasa aman dan stress
Stressor Biologis dan Psikologis merupkan Faktor Instrinsik bagi stress. Sedangkan Stressor Sosial merupakan Faktor Ekstrinsik. Stressor dapat juga berasal dari lingkungan, diri (kondisi fisiologis), dan pikiran. Stress sebagai suatu hubungan antara seseorang dan lingkungannya yang dianggap melampaui kemampuan dirinya dan mengancam kesejahteraannya yang bergantung pada penilaian kognitif individu (cognitive appraisal).
Persepsi seseorang terhadap peristiwa yang menimbulkan stress menurut Lazarus dan Folkman, 1984 : Suliswati 2005 mengidentifikasi tiga bentuk penilaian primer :
a. Tidak Relevan (menyimpang)
b. Penerimaan Secara Positif
c. Menilai sebagai hal yang menyebabkan Stress
Menurut Lazarus 1988 Jika individu dihadapkan suatu kondisi, maka yang pertama ditanyakan apa yang terjadi (Kondisi), mengapa terjadi (penyebab), kemudian menetapkan makna situasi bagi dirinya dan mengidentifikasi sumber kekuatan yang dimilikinya.
Respon individu terhadap stressor yang tidak sama, tergantung dari beberapa faktor menurut Kozier 1983 :
a. Sifat/Makna stressor
Apa arti stressor bagi klien? Apakah tempat tidur kotor menyebabkan klien tidak dapat tidur? Apakah diet menyebabkan klien mual muntah? Stressor yang sama dapat memberikan arti yang berbeda
b. Jumlah Stressor pada saat yang bersamaan
Dengan berpedoman pada sumber-sumber stressor pada klien, perawat dapat mengidentifikasi jumlah stressor klien. Klien yang sedang dirawat sangat mudah tersinggung oleh hal-hal kecil atau sepele.
c. Lingkup Stressor
Apakah lingkup stressor terbatas, luas atau hanya sempit
d. Kuatnya Stressor
Semakin kuat stressor, respon yang dihasilkan semakin besar
e. Lama Pemajaman terhadap Stressor
Jika Klien terpapar Stressor lebih lama akan menurunkan kemampuan klien mengatasi masalah karena klien kelelahan
f. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu sangat menentukan klien dalam menghadapi stressor yang sama
g. Tingkat perkembangan
Setiap tingkat perkembangan terdapat Stressor yang berbeda sehingga resiko terjadi stress juga berbeda.
h. Personality
i. Keturunan
J. Nilai budaya
Kajian tentang stress melibatkan tiga konsep tentang stress yaitu stress sebagai respon biologis, stress sebagai kejadian lingkungan, dan stress sebagai transaksi antara individu dan lingkungan
1. Stress sebagai respon biologis
Pada tahun 1956 Hans Selye Stress adalah keadaan yang dimanifestasikan oleh sindrom khusus yang terdiri dari semua perubahan yang penyebabnya tidak spesifik dalam sistem biologi. Sindrom ini dikenal sebagai (fight or flight syndrome)
Selye merumuskan stress sebagai general adaption syndrome (GAS) atau penyesuaian umum. Reaksi umum tubuh terhadap stress dalam tiga tahap yakni Reaksi Waspada, Reaksi Melawan, dan Reaksi Kelelahan
2. Stress sebagai suatu kejadian lingkungan
Stress sebagai suatu atau peristiwa yang memicu respon fisiologis dan psikologis yang adaptif pada individu dan menimbulkan perubahan pola hidup yang memerlukan penyesuaian diri, dan menguras kemampuan seseorang.
Holmes dan Rahe 1967 : Suliswati 2005 mencari pengaruh perubahan hidup dengan suatu keadaan sakit dengan skala penilaian penyesuaian sosial (social readjustment rating). Nilai yang terlihat menunjukkan berbagai peristiwa atau perubahan pada kehidupan manusia. Semakin tinggi nilai pada skala penyesuaian sosial menunjukkan semakin rentan individu terkena penyakit fisik atau psikologis.
Kelemahan dari skala ini adalah tidak mempertimbangkan persepsi individu terhadap peristiwa yang berbeda-beda.Variasi ini dihubungkan dengan derajat ketika perubahan tersebut dirasa menimbulkan stress. Skala ini juga tidak mempertimbangkan sistem pendukung yang ada dan mekanisme penanggulangan yang positif.
Skala penilaian penyesuaian sosial Holmes
a.a kematian pasangan (suami/istri) : 100
a.b Perceraian : 73
a.c Perpisahan dalam rumah tangga : 65
a.d Dalam masa hukuman penjara : 63
a.e Kematian anggota keluarga : 63
a. f Sakit atau luka pada seseorang : 53
a. g Pernikahan : 50
a. h Dipecat dari pekerjaan : 47
a. i Rujuk kembali dengan pasangan perkawinan : 45
a. j Pensiun dari pekerjaan : 45
a.k Perubahan dalam kesehatan anggota keluarga : 44
a.l Kehamilan : 40
a.m Kesulitan seks : 39
a.n Penambahan anggota keluarga : 39
a.o Penyesuaian kembali bisnis : 39
a. p Perubahan dalam keadaan keuangan : 38
a. q Kematian teman dekat : 37
a. r Perubahan jalur kerja ke jalur yang lain : 36
a. s Percekcokan dalam keluarga : 35
a. t Pinjaman uang lebih dari 1 juta : 31
a.u Penyitaan akibat hutang atau pinjaman : 30
a.v Perubahan dalam tanggungjawab kerja : 29
a.w Anak lari dari rumah : 29
a.x Masalah dengan ipar : 29
a.y Prestasi yang membanggakan : 28
a.z Salah satu pasangan berhenti bekerja : 26
b. a Memulai atau tamat dari sekolah : 26
b. b Perubahan mata pencaharian : 25
b. c Perbaikan dalam kebiasaan seseorang : 24
b. d Masalah dengan atasan : 23
b. e Perubahan jam/kondisi kerja : 20
b.f Pindah rumah : 20
b.g Pindah Sekolah : 19
b.h Perubahan kebiasaan rekreasi : 19
b.i Perubahan kegiatan keagamaan : 18
b.j Perubahan kegiatan sosial : 18
b. k Pinjaman kurang dari 1 juta : 16
b. l Perubahan dalam kebiasaan tidur : 15
b. m Perubahan jumlah dalam pertemuan keluarga : 15
b. n Perubahan dalam kebiasaan makan : 13
b.o Liburan : 12
b.p Didalam masa natal : 11
b.q Pelanggaran Hukum oleh Anak Praremaja : 10
Interpretasi nilai:
0-<150 tidak ada kemungkinan stress
150-199 tingkat krisis hidu ringan
200-299 tingkat krisis hidup sedang
300 atau lebih tingkat krisis hidup berat
3. Stress sebagai transaksi antara individu dan lingkungan
Menekankan stress pada hubungan antara individu dan lingkungan. Karakteristik pribadi sama alaminya dengan peristiwa lingkungan. STress sebagai proses yang meliputi stressor dan strain. Interaksi antara individu dengan lingkungan disebut dengan hubungan transaksional.
Stress bukan hanya stimulu atau respon saja tetapi juga proses ketika seseorang menjadi perantara yang aktif mempengaruhi stressor melalui perilaku, kognitif, dan emosional. Individu memberikan respon berbeda pada stressor yang sama, dan terlihat perbedaan dalam mengartikan stress sebagai suatu yang kompleks dan dinamis
4. Penilaian Sekunder terhadap Sumber Koping
Jika stressor bermakna bagi individu akan berupaya mencari sumber-sumber yang dimiliki dan strategi untuk mengatasi masalah. Sumber-sumber koping yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah :
a. Kemampuan ekonomi
b. Skill yang dimiliki
c. Mekanisme pertahanan ego yang biasa digunakan
d. Dorongan/Support keluarga, teman dan masyarakat
e. Daya Pendorong/motivasi
Komentar
Posting Komentar