F63.3 TRIKOTILMANIA (KERONTOKAN RAMBUT)

Trikotilomania merupakan salah satu bentuk gangguan mental yang ditandai dengan tindakan berulang berupa menarik dan mencabuti rambut baik itu di kepala, wajah, ataupun area tubuh lain atau dikenal pula sebagai hair-pulling disorder atau gangguan mencabuti rambut. Trikotilomania lebih sering dialami perempuan daripada laki-laki, dengan perbandingan 10 : 1.

Area rambut yang dicabuti paling sering ditemukan pada rambut di kepala. Biasanya, gangguan ini dialami seseorang di masa remaja kemudian berhenti dengan sendiri. Namun tidak jarang trikotilomania berlanjut hingga dewasa atau bahkan baru dialami ketika dewasa. Umumnya, penderita trikotilomania memiliki dorongan untuk mencabuti rambutnya ketika mengalami stres atau rasa cemas. 

Penderita meyakini, mencabuti rambutnya dapat meredakan stres atau rasa cemas yang dialaminya. Kebiasan ini sangat sulit untuk dihilangkan, walaupun penderita tahu hal itu tidak baik baginya. Trikotilomania sebenarnya tidak terlalu membahayakan. Namun karena sulit berhenti, kondisi yang ekstrim bisa sampai menyebabkan area kepala yang gundul, alis mata yang bercelah, bulu mata yang habis, dan sebagainya. Hal ini tentu menyebabkan kepercayaan diri yang hancur. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, trikotilomania bisa dikurangi atau dihentikan. Jika tidak, kondisi ini berpotensi menyebabkan gangguan mental atau kerusakan kulit.

DIAGNOSA

Menurut DSM-5, kriteria yang bisa digunakan untuk menentukan kondisi ini adalah:

  • Kebiasaan berulang untuk menarik rambut, sehingga rambutnya menjadi habis
  • Usaha berulang untuk menghentikan atau mengurangi penarikan rambut
  • Kebiasaan ini menyebabkan tekanan secara klinis atau terganggunya fungsi sosial, okupasional, atau fungsi penting lainnya
  • Penarikan atau rontoknya rambut tidak disebabkan oleh kondisi medis lainnya (misalnya masalah kulit)
  • Perilaku ini tidak bisa dijelaskan sebagai gejala dari gangguan mental lainnya.

Penyebab Trikotilomania
 

Belum diketahui secara pasti apa penyebab dari trikotilomania. Namun, para ahli menduga bahwa trikotilomania adalah kondisi yang terkait dengan kombinasi faktor keturunan dan lingkungan. Selain itu, sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya trikotilomania adalah sebagai berikut:

Terdapat keluarga dengan riwayat trikotilomania atau masalah kesehatan mental lainnya.

Berusia 10–13 tahun.

Memiliki gangguan mental lain, seperti gangguan cemas, obsessive compulsive disorder (OCD), atau depresi.

Mengalami tekanan atau stres.

Memiliki kebiasaan buruk lain, seperti menggigit kuku atau mengisap ibu jari.

Menderita penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf, seperti penyakit Parkinson atau Demensia.

Memiliki kelainan pada struktur dan metabolisme otak.

Kapan Harus ke Dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda secara terus-menerus mencabuti rambut Anda, terutama jika Anda sudah mencoba menahan diri untuk tidak melakukan hal itu lagi.

Segera ke dokter jika Anda memiliki kebiasaan memakan rambut yang telah dicabut (sindrom Rapunzel). Hal tersebut tidak boleh dibiarkan, karena bola rambut yang dimakan dapat menyumbat usus.

Komplikasi Trikotilomania

Bagi seseorang dengan Trikotilomania, memahami komplikasi yang dapat terjadi merupakan hal penting. Karena apabila trikotilomania tidak segera ditangani dengan terapi yang tepat, maka dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti:

Gangguan kehidupan sosial karena merasa malu dan tidak percaya diri dengan kondisinya.

Stres berkepanjangan.

Kerusakan kulit dan rambut.

Bila trikotilomania juga disertai dengan sindrom Rapunzel (kumpulan gejala yang disebabkan oleh kebiasaan mencabut rambut lalu memakannya), maka dapat memicu terjadinya gangguan sistem pencernaan, seperti penurunan berat badan secara drastis hingga obstruksi usus akibat trichobezoar (bola rambut di dalam usus).

Pengobatan Trikotilomania

Pada dasarnya, pengobatan trikotilomania bertujuan untuk mengurangi ataupun menghentikan kebiasaan mencabuti rambut sendiri. Adapun sejumlah penanganan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi trikotilomania adalah:

1. Psikoterapi

Melalui psikoterapi, seorang psikolog atau psikiater dapat membantu pasien untuk mengenali kondisi tertentu yang bisa memicu keinginan mencabuti rambut sendiri. Setelah itu, pasien akan diajarkan cara untuk menenangkan diri dalam kondisi-kondisi tersebut.  Dokter juga dapat mengarahkan pasien untuk mengalihkan keinginan mencabut rambut sendiri dengan melakukan aktivitas tertentu, seperti:

Memainkan alat yang dapat mengalihkan kegelisahan atau kebiasaan buruk, seperti stress ball atau fidget cube.

Rutin berolahraga.

Berendam air hangat untuk membuat tubuh menjadi lebih rileks.

Melakukan teknik pernapasan, seperti pursed lip breathing, untuk menenangkan diri saat berada dalam situasi tertentu.

Meneriakkan atau mengucapkan kalimat tertentu secara berulang.

Namun, perlu diketahui bahwa terapi ini membutuhkan waktu yang panjang untuk membantu mengubah perilaku buruk pada pasien sehingga dibutuhkan komitmen pasien dan dukungan orang terdekat dalam menjalani terapi.

2. Pemberian Obat-obatan

Jika trikotilomania telah menimbulkan gejala depresi, dokter dapat meresepkan obat antidepresan golongan serotonin reuptake inhibitor (SSRI), seperti fluoxetine. Penggunaan obat antidepresan ini juga dapat dikombinasikan dengan obat antipsikotik, seperti aripiprazole atau olanzapine.

Pencegahan Trikotilomania

Belum ada cara yang terbukti dapat mencegah trikotilomania. Kendati demikian, mengelola stres dengan baik bisa membantu meminimalkan risiko terjadinya trikotilomania. Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola stres dan menurunkan risiko trikotilomania adalah sebagai berikut:

Belajar untuk mengatasi rasa frustrasi dengan memahami dan menerima bahwa terdapat beberapa hal yang tidak bisa dikendalikan oleh diri sendiri.

Tidak memendam perasaan negatif berkepanjangan.

Menghindari perilaku people pleaser.

Belajar manajemen waktu sebaik mungkin.

Rutin berolahraga.

Istirahat yang cukup.

Tidak melampiaskan diri ke minuman beralkohol ataupun obat-obatan untuk mengatasi stres.

Meluangkan waktu untuk diri sendiri, seperti pergi berlibur atau melakukan hobi.

Mencari dukungan dari kerabat atau orang terdekat yang dapat dipercaya.

Referensi

Putu Yunita Trisna Dewi, dkk. 2020. Dinamika Psikologis Individu yang Mengalami Trikotilomania. Jurnal Psikologi Universitas Udayana Denpasar.

Grant, J. & Chamberlain, S. 2017. Trichotillomania. American Journal of Psychiatry.

National Health Service. 2021. Mental Health. Trichotillomania (Hair Pulling Disorder).

National Organization of Rare Disorders. 2021. For Patients and Families. Trichotillomania.

Mayo Clinic. 2016. Diseases & Conditions. Trichotillomania (Hair-Pulling Disorder).

Casarella, J. WebMD. 2020. Health & Balance. Your Stress-Busting Checklist.

Elston, D. Medscape. 2019. Trichotillomania Treatment & Management.

Sweeney, M. Healthline. 2020. Understanding Trichotillomania: The Urge to Pull Out Your Hair.

 Trikotilomania. dari situs alodokter

 American Phsyciatric AccosiationDiagnostic and Statiscal Manual of Mental Disorders - DSM 5. American Phsyciatric Publishing. Washingon DC dan London:2013

  1. Lompat ke:


Komentar

Postingan Populer